Jumat, 31 Januari 2014

Cinta Terlarang

Jika di perhatikan dari perjalanan sejarah yang ada hingga hari ini.... ternyata pemerintah telah lama membina hubungan mesra cinta terlarang dengan perbankan.... pemerintah benar2 telah mengkhianati cinta rakyatnya yang tulus ini.....
Pemerintah telah memberikan restu kepada bank untuk mencetak uang kertas lalu menghutangkannya kepada pemerintah & rakyat..... padahal bank tersebut milik Indonesia juga, mengapa uang yang dicetaknya tidak diberikan secara gratis saja kepada pemerintah, ga pakai hutang.... sehingga rakyat ga perlu dibebani hutang abadi yang tidak perlu.....
Ternyata pemerintah lebih mencintai bank daripada rakyatnya yang setia ini.....
Sakit hatiku..... :-(
Bayangpun coba..., pemerintah yang dulunya cinta kepada rakyatnya, dan menunjukkan rasa cintanya dengan menggunakan UU 24/1951 guna menasionalisasi De Javasche Bank NV milik Belanda. Lalu dengan UU 11/1953 namanya diubah menjadi Bank Indonesia, yang bertugas mencetak uang kertas dan memberikannya secara gratis kepada pemerintah. Sehingga tidak perlu ada hutang nasional untuk dibebankan kepada rakyat....
Namun cintanya telah pudar semenjak diberlakukannya UU 13/1968 yang menghapus seluruh keputusan cinta dari pemerintah kepada rakyat, termasuk UU 11/1953.... :-(
Sehingga mulai saat itu, kalau butuh uang, pemerintah harus berhutang kepada BI...., Mulai saat itu pula pemerintah telah mencekik leher rakyat dengan cintanya kepada bank, serta memberikan hutang yang abadi kepada rakyatnya....
Seluruh hutang + bunga tersebut dibebankan kepada rakyat yang dulu pernah dicintainya.....
Putus sudah cinta pemerintah kepada rakyatnya.....  Semenjak itu pula, cinta seluruh rakyat yang setia kepada pemerintah ini selalu dibalas dengan dusta.....
Sekali lagi.... Sakit hatiku..... :-(
Mengapa pemerintah mengkhianati rakyat dan berhutang kepada bank, padahal pemerintah lah yang memberi ijin bank untuk mencetak kertas bergambar pahlawan tersebut.... ?
Mengapa tidak diberikan gratis saja.....? mengapa harus berhutang......?
Mengapa....... ?
Sudah cukup sudah.... Biarlah ku bernyanyi untukmu wahai pemerintah.....
Inikah caramu membalas cintaku
Kau nodai cinta yang kuberi
Inikah caramu membalas sayangku
Kau lukai sayangku untukmu
Teganya kau menari di atas tangisanku
Kau permainkanku sesuka hatimu
Sudah, cukup cukup sudah
Cukup sampai disini saja
.............
......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar