Jumat, 20 Desember 2013

Perbedaan Sistem Bagi Hasil dan Bunga

Banyak orang yang sudah sadar akan bahaya Riba, sehingga tidak sedikit yang memahami pentingnya bertransaksi non Ribawi. Akan tetapi ternyata ada juga jurus jitu yang digunakan oleh kaum kapitalis untuk membuat hal itu seolah-olah sama. Mari kita pelajari beberapa perbedaan antara sistem bagi hasil dengan bunga di bawah ini.
Perbedaan antara sistem bunga dengan sistem bagi hasil yang diterapkan secara mendasar dapat dikaji dari berbagai sisi yang sebagaimana tertera dalam tabel berikut :
Hal
Sistem Bunga/Konvensional
Sistem Bagi Hasil/Islam
Penentuan besarnya hasil
Sebelum transaksi
Sebelum Transaksi
Yang ditentukan sebelumnya
Bunga. Besarnya nilai rupiah yang ditawarkan
Menyepakati proporsi pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak.
Jika terjadi kerugian
Ditanggung si peminjam saja
Ditanggung kedua belah pihak, si peminjam dan pemilik modal atau lembaga keuangan khusus
Sumber perhitungan
Dari dana yang dipinjamkan, fixed, tetap
Dari untung yang bakal diperoleh, belum tentu besarnya
Titik perhatian proyek/usaha
Besarnya bunga yang harus dibayar si peminjam atau pasti diterima pihak pemberi pinjaman, biasanya bank (lembaga keuangan)
Keberhasilan proyek/usaha jadi perhatian bersama : si peminjam dan Investor atau lembaga khusus
Besarnya perhitungan
Pasti : dalam persentase (%) dikalikan jumlah pinjaman yang telah pasti diketahui
Proporsi persentase (%) dikalikan jumlah untung yang belum diketahui =  belum diketahui
Status Hukum
Berlawanan dengan QS. Luqman : 34
Melaksanakan perintah QS. Luqman : 34.
Dalam Al-Quran terdapat penjelasan tidak ada yang bisa mengetahui dan menentukan suatu hal yang pasti, yaitu :
“Sesungguhnya Allah, hanya pada Sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan Mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Lukman:34)
Hal mendasar yang membedakan antara personal atau lembaga keuangan non Islami dan Islam adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh peminjam atau pemilik modal kepada lembaga keuangan dan atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada si peminjam.
Oleh : Risky Irawan

Rabu, 18 Desember 2013

CARA MENYUSUN SKRIPSI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Banyak juga yang berujar “lebih baik sakit gigi daripada bikin skripsi”.

Saya juga sering mendapat kiriman pertanyaan tentang bagaimana menyusun skripsi dengan baik dan benar. Ada juga beberapa yang menanyakan masalah teknistertentu dengan skripsinya. Karena keterbatasan waktu, lebih baik saya jawabsaja secara berjamaah di sini. Sekalian supaya bisa disimak oleh audiens yang lain.
Karena target pembacanya cukup luas dan tidak spesifik, maka tulisan ini akan lebih memaparkan tentang konsep dan prinsip dasar. Tulisan ini tidak akan menjelaskan terlalu jauh tentang aspek teknis skripsi/penelitian. Jadi, jangan menanyakan saya soal cara menyiasati internalvalidity, tips meningkatakan responserate, cara-cara dalam pengujian statistik, bagaimana melakukaninterpretasi hasil, dan seterusnya. Itu adalah tugas pembimbing Anda. Bukan tugas saya

1.  APAITU SKRIPSI 
Saya yakin (hampir) semua orang sudah tahu apa ituskripsi. Seperti sudah dituliskan di atas, skripsi adalah salah satu syaratyang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1).Skripsi inilah yang juga menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikansarjana (S1) dan diploma (D3).
Ada beberapa syarat yang musti dipenuhi sebelum seorangmahasiswa bisa menulis skripsi. Tiap universitas/fakultas memang mempunyaikebijakan tersendiri, tetapi umumnya persyaratan yang harus dipenuhi hampirsama. Misalnya, mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh adanilai D atau E, IP Kumulatif semester tersebut minimal 2.00, dan seterusnya.Anda mungkin saat ini belum “berhak” untuk menulis skripsi, akan tetapi tidakada salahnya untuk mempersiapkan segalanya sejak awal.
Skripsi tersebut akan ditulis dan direvisi hinggamendapat persetujuan dosen pembimbing. Setelah itu, Anda harus mempertahankanskripsi Anda di hadapan penguji dalam ujian skripsi nantinya. Nilai Anda bisabervariasi, dan terkadang, bisa saja Anda harus mengulang skripsi Anda (tidaklulus).

Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan disertasi (S3).Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk menemukan dan menjelaskanteori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru ataumemverikasi teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada.Sementara untuk mahasiswa S1, skripsi adalah “belajarmeneliti”.

Jadi, skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akantetapi, juga nggak perlu disikapi sebagai mimpi buruk atau beban yang mahaberat.

 

2. MISKONSEPSI TENTANG SKRIPSI
Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya“ditujukan” untuk mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata.Menurut saya pribadi, penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerjakeras, dan relationships yang baik. Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalusejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yangbersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa dengan kecerdasan rata-rataair lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada mahasiswa yang di atasrata-rata.


Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkalimahasiswa datang berbicara ngalorngidul  dan membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal, untuktataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian danmenyusun laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi bukan untukmenemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untukmahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup.


Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwapenelitian, secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda: pendekatansaintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach)biasanya mempunyai struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif(statistik), dan juga menolak groundedtheory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach)umumnya tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori,hipotesis dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metodeeksploratori, dan sejalan dengan groundedtheory.
Mana yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut?Sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling melengkapisatu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu minder jika Anda mengacu padapendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan pendekatan yang lain.Juga, tidak perlu kuatir jika menggunakan pendekatan tertentu akan menghasilkannilai yang lebih baik/buruk daripada menggunakan pendekatan yang lain.

3. HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN
Siapkan Diri.Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda sendiri.Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menulis skripsi. Persiapkan segalanya denganbaik. Lakukan dengan penuh kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapitantangan/hambatan seberat apapun.

Minta Doa Restu.Saya percaya bahwa doa restu orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggalbersama orang tua, mintalah pengertian kepada mereka dan anggota keluargalainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan konsentrasi untukmenulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos, minta pengertian dengan teman-temanlain. Jangan lupa juga untuk membuat komitmen dengan pacar. Berantem denganpacar (walau sepele) bisa menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Buat TimeTable. Ini penting agar penulisan skripsi tidak telalu time-consuming. Buatplanning yang jelasmengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul,kapan Anda melakukan bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsiharus sudah benar-benar selesai.

Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkanuntuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda.Bahan-bahan aktual bisa ditemukan lewat GoogleScholar atau melalui provider-provider komersial sepertiEBSCO atau ProQuest.

Jadilah Proaktif.Dosen pembimbing memang “bertugas” membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidakselalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplahproaktif. Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untukbimbingan, dan seterusnya.

Be Flexible.Skripsi mempunyai tingkat “ketidakpastian” tinggi. Bisa saja skripsi anda sudahsetengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidakjarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yangsudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan/penelitianAnda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibeldan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.

Jujur.Sebaiknya jangan menggunakan jasa “pihak ketiga” yang akan membantu membuatkanskripsi untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah buahtangan Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu ataumenghadapi kesulitan besar, sampaikan saja kepada dosen pembimbing Anda. Kalaudisampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan membantu Anda.

Siapkan Duit.Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan asumsi tidak ada sponsorships). Mulai dariakses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untukmembeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempatresponden, dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karenakehabisan dana. Ironis kan?

4. TAHAP-TAHAP PERSIAPAN
Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudahmemiliki topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal inidosen pembimbing sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan“ditarik” masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebihmudah dan (dijamin) lancar karena segalanya akan dibantu dan disiapkan olehdosen pembimbing.
Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungansemacam itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikapproaktif sedari awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlakdiperlukan.
Idealnya, skripsi disiapkansatu-dua semester sebelum waktu terjadwal.Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkanbahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal danmelakukan bimbingan informal.
Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paperyang mengandung unsur kekinian dan diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi.Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa menjadi pilihan. Kalau Andamereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda punakan cukup berkualitas.
Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama,topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik, bahkan bagi dosenpembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanyasudah “hafal di luar kepala” sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda padaujian skripsi nantinya.
Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahunterakhir, biasanya mengacu pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya.Percayalah bahwa mencari dan menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-duapuluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun1970-1980.
Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisanproposal. Tentu saja proposal tidak selalu harus ditulis secara “baku”. Bisasaja ditulis secara garis besar (pointer)saja untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi guidance Anda selamapenulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya. Proposal juga bisamenjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda mengajukan topik/judulkepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yangbaik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-benar berkomitmen untukmenyelesaikan skripsi dengan baik.

5. KIAT MEMILIH DOSEN PEMBIMBING
Dosen pembimbing (academicadvisor) adalah vitalkarena nasib Anda benar-benar berada di tangannya. Memang benarbahwa dosen pembimbing bertugas mendampingi Anda selama penulisan skripsi. Akantetapi, pada prakteknya ada dosen pembimbing yang “benar-benar membimbing”skripsi Anda dengan intens. Ada pula yang membimbing Anda dengan “melepas” danmemberi Anda kebebasan. Mempelajari dan menyesuaikan diri dengan dosenpembimbing adalah salah satu elemen penting yang mendukung kesuksesan Andadalam menyusun skripsi.

Tiap universitas/fakultas mempunyai kebijakan tersendirisoal dosen pembimbing ini. Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing yang Andainginkan. Tapi ada juga universitas/fakultas yang memilihkan dosen pembimbingbuat Anda. Tentu saja lebih “enak” kalau Anda bisa memilih sendiri dosenpembimbing untuk skripsi Anda.
Lalu, bagaimana memilih dosen pembimbing yang benar-benartepat?

Secara garis besar, dosen bisa dikategorikan sebagai: (1)dosen senior, dan (2) dosen junior. Dosen senior umumnya berusia di atas 40-an tahun,setidaknya bergelar doktor (atau professor), dengan jam terbang yang cukuptinggi. Sebaliknya, dosen junior biasanya berusia di bawah 40 tahun, umumnyamasih bergelar master, dan masih gampang dijumpai di lingkungan kampus.
Tentu saja, masing-masing memiliki kelebihan dankekurangan masing-masing. Sebagai contoh, kalau Anda memilih dosen pembimbingsenior, biasanya Anda akan mengalami kesulitan sebagai berikut:
  • Proses bimbingan cukup sulit, karena umumnya dosen senior sangat perfeksionis.
  • Anda akan kesulitan untuk bertemu muka karena umumnya dosen senior memiliki jam terbang tinggi dan jadwal yang sangat padat.
Tapi, keuntungannya:
  • Kualitas skripsi Anda, secara umum, akan lebih memukau daripada rekan Anda.
  • Anda akan “tertolong” saat ujian skripsi/pendadaran, karena dosen penguji lain (yang kemungkinan masih junior/baru bergelar master) akan merasa sungkan untuk “membantai” Anda.
  • Dalam beberapa kasus, bisa dipastikan Anda akan mendapat nilai A.
Sebaliknya, kalau Anda memilih dosen pembimbing junior,maka Anda akan lebih mudah selama proses bimbingan. Dosen Anda akan mudahdijumpai di lingkungan kampus karena jam terbangnya belum terlalu tinggi. Dosenmuda umumnya juga tidak “jaim”dan “sok” kepada mahasiswanya.
Tapi, kerugiannya, Anda akan benar-benar “sendirian”ketika menghadapi ujian skripsi. Kalau dosen penguji lain lebih senior daripadadosen pembimbing Anda, bisa dipastikan Anda akan “dihajar” cukup telak. Dandosen pembimbing Anda tidak berada dalam posisi yang bisa membantu/membelaAnda.
Jadi, hati-hati juga dalam memilih dosen pembimbing.

 

6.  FORMATSKRIPSI YANG BENAR
Biasanya, setiap fakultas/universitas sudah menerbitkanacuan/pedoman penulisan hasil penelitian yang baku. Mulai dari penyusunankonten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran/jenis huruf danspasi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagike dalam beberapa bagian sebagai berikut.

Pendahuluan.Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasipenelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melaluipenelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.

Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas dibab pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis.Pastikan bahwa bagian ini alignjuga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang“gagal” menyusun alignment ini.Akibatnya, skripsinya terasa kurang makesense dan nggaknyambung.

Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelanempiris yang dipakai, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dankarakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, dan sebagainya.

Hasil Penelitian.Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasilpengolahan secara statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, danditerima/tidaknya hipotesis yang diajukan.

Penutup. Berisiringkasan, simpulan, diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harusdisarikan dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Andajuga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakahhipotesis yang didukung/ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, jugasaran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpaipada penelitian ini.

Jangan lupa untuk melakukan proof-reading dan peer-review.Proof-readingdilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan tulis (typo) maupunketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi. Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihaklain yang kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik (meski bukan dosenpembimbing Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman Anda yang dirasakompeten, atau keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupadengan Anda).

 


7. BEBERAPA KESALAHAN PEMULA

Ketidakjelasan Isu. Isu adalah titik awal sebelum melakukan penelitian. Isuseharusnya singkat, jelas, padat, dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskantentang permasalahan, peluang, dan fenomena yang diuji. Faktanya, banyakmahasiswa yang menuliskan isu (atau latar belakang) berlembar-lembar, tetapisama sekali sulit untuk dipahami.

Tujuan Riset & Tujuan Periset. Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satusyarat untuk mencapai gelar kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal iniadalah kesalahan fatal.Tujuan riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena danpermasalahan yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1.

Bab I: Bagian Terpenting. Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpentingdari sebuah skripsi adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderitasindrom ketakutan jika nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atauditolak. Padahal, menurut saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I.Logikanya, kalau isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskansecara runtut, biasanya bab-bab berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya.(baca juga: Joint Hypotheses)

Padding. Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi. Banyakmahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber acuan dalam daftar pustaka,walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya menggunakan satu-dua sumbersaja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan beragam acuan dalamskripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata tidak ditemukan dalam daftaracuan.

Joint Hypotheses.Menurut pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang diujidan metode yangdigunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwafenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji.Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapatdipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah bahwaskripsi Anda akan outstanding.Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi salah satu (atau keduanya), bersiaplahuntuk dibantai dan dicecar habis-habisan.

Keterbatasan & Kemalasan. Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antaraketerbatasan riset dan “kemalasan riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yangterpaksa tidak dapat terpenuhi (atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dankondisi yang ada. Bukan karena kemalasan periset, ketiadaan dana, atausempitnya waktu.

Kontribusi Riset.Ini penting (terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsoratau dibiayai dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskandengan lugas dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkanmanfaat dari penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedangdilakukan, dan seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akanberujung pada kegagalan mendapatkan dana sponsor.

 

8. MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI
Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapiujian skripsi (oralexamination). Terlebih lagi, banyak mahasiswa terpilih yang jeniustetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran. Di dalam ruang ujiansendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar,berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi.

Setelah menulis skripsi, Anda memang harusmempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya dewan penguji terdiri darisatu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapanilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan olehmasing-masing penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang jugakeroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi yang sudah Anda buat. Waktu yangdiberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.

Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujiankomprehensif yang akan menguji sejauh mana pemahaman Anda akan bidang yangselama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah diujikan,melainkan hanya mata kuliah inti (corecourses) saja dengan beberapa pertanyaan yang spesifik, baikkonseptual maupun teknis.
Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akantetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yangterlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah “konfirmasi”atas apa yang sudah Anda lakukan. Kalau Anda melakukan sendiripenelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak grogi di ruangujian, bisa dipastikan Anda akan performwell.

Cara terbaik untukmenghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan danapa yang Anda teliti. Siapkan untukmelakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan semuanya secaralengkap. Buatlah “lubang jebakan” agar penguji nantinya akan menanyakan padatitik tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Denganbegitu Anda akan tampak outstandingdi hadapan dewan penguji.
Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkanuntuk berdoa atau menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise memang. Tapibenar-benar sangat membantu
9.  PASCA UJIAN SKRIPSI
Banyak yang mengira, setelah ujian skripsi segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke tukang jilid/fotokopi, urus administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan teman-teman. Memang benar. Setelah Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda sudah berhak menyandang gelar sarjana yangselama ini Anda inginkan.
Faktanya, lulus ujian skripsi saja sebenarnya belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa melakukan lebih jauh lagi dengan skripsi Anda. Caranya?

Cara paling gampang adalah memodifikasi dan memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian dikirimkan pada media/jurnal publikasi. Cara lain,kalau Anda memang ingin serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan dan kembangkan saja penelitian/skripsi Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan demikian, kelakakan semakin banyak penelitian dan publikasi yang mudah-mudahan bisa memberimanfaat bagi bangsa ini.

Bukan apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini bisa lebihcerdas dan arif dalam menciptakan serta mengelola pengetahuan. Sekarang mungkin kita memang tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi, dengan melakukan penelitian, membuat publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat bangkit mengejar ketertinggalan.
Jadi, menyusun skripsi itu sebenarnya mudah kan